Dalam rangka memperingati tiga tahun tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang, Arema FC menggelar doa bersama dan khataman Al-Qur’an di Kantor Arema FC, Kota Malang, Jawa Timur.
Kegiatan ini berlangsung hingga 1 Oktober 2025 dan menjadi momentum refleksi serta komitmen untuk perubahan besar dalam dunia sepak bola.
General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi menegaskan, tragedi Kanjuruhan adalah luka mendalam yang akan terus dikenang oleh seluruh keluarga besar Arema FC.
“Duka ini adalah duka abadi kita bersama,” ujar Yusrinal dalam pernyataan resmi, Selasa (30/9/2025).
Kegiatan ini turut dihadiri seluruh karyawan, staf pelatih, hingga anggota Arema FC Football Academy sebagai bentuk penghormatan dan edukasi nilai kemanusiaan bagi generasi penerus sepak bola Indonesia.
Yusrinal menyebut, tragedi Kanjuruhan tak cukup hanya dikenang secara simbolik, tetapi harus dijadikan titik balik untuk membenahi sistem dan budaya sepak bola secara menyeluruh.
“Kami sadar, kehilangan itu tak tergantikan. Tapi kami berkomitmen untuk terus membersamai keluarga korban dan memperjuangkan masa depan sepak bola yang lebih baik,” tegasnya.
Sebagai bagian dari pembenahan, Arema FC menekankan pentingnya membangun budaya dukungan yang positif dan bermartabat di kalangan suporter.
Hubungan harmonis antara Aremania dan suporter klub lain disebut sebagai contoh awal transformasi budaya sepak bola.
“Keamanan dan kehormatan di stadion adalah tanggung jawab kita bersama,” tambahnya.
Dalam peringatan ini, Arema FC juga menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban jika langkah-langkah klub selama ini belum sepenuhnya menjawab harapan publik. Yusrinal memastikan, perjuangan Arema FC untuk perbaikan tidak akan berhenti.
“Kami akan tetap berkomitmen, selalu membersamai, dan sungguh-sungguh menjalankan setiap janji yang telah kami buat bersama keluarga korban,” tutupnya.