Malaysia tengah melakukan penyelidikan terkait insiden penembakan warga negara Indonesia (WNI) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, yang terjadi pada 24 Januari 2025 lalu

Malaysia tengah melakukan penyelidikan terkait insiden penembakan warga negara Indonesia (WNI) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, yang terjadi pada 24 Januari 2025 lalu

Selasa, 04 Februari 2025

  



Malaysia tengah melakukan penyelidikan terkait insiden penembakan warga negara Indonesia (WNI) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, yang terjadi pada 24 Januari 2025 lalu. Insiden tersebut menewaskan seorang migran Indonesia dan melukai empat lainnya. 

Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution Ismail, pada Senin (3/2/2025) menyatakan bahwa investigasi ini dapat berkembang ke arah penyelundupan narkoba atau senjata.

Kejadian penembakan WNI tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 pagi ketika kapal patroli Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) berhadapan dengan kapal yang diduga membawa migran ilegal. Awalnya, kasus ini diselidiki sebagai penyelundupan manusia karena kelima migran Indonesia tidak memiliki dokumen resmi.

Saifuddin menjelaskan bahwa seiring dengan interogasi yang berlanjut terhadap para tersangka, ada pola tertentu yang menyerupai kasus-kasus penyelundupan lain di masa lalu. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa penyelidikan akan diperluas untuk mencakup aspek penyelundupan narkoba dan senjata.

Selain menyelidiki para migran yang terlibat, pihak berwenang juga tengah menginvestigasi personel MMEA yang terlibat dalam insiden tersebut. Mereka telah diberhentikan sementara dari tugas untuk memastikan penyelidikan berjalan transparan dan objektif.

Kasus penembakan WNI ini diselidiki berdasarkan beberapa pasal hukum Malaysia, termasuk:

- Pasal 307 KUHP tentang percobaan pembunuhan,

- Pasal 39 Undang-Undang Senjata Api 1960 tentang pelepasan senjata api secara melawan hukum,

- Pasal 186 KUHP tentang penghalangan tugas pegawai negeri,

- Pasal 26a Undang-Undang Antiperdagangan Orang dan Penyelundupan Migran 2007.

Seorang pria Indonesia yang diduga sebagai transporter juga telah ditangkap. Dia bertanggung jawab memfasilitasi masuk dan keluarnya migran ilegal ke Malaysia. Investigasi awal menunjukkan keterkaitannya dengan kapal yang dikejar oleh MMEA.

Pemerintah Indonesia telah mendesak Malaysia untuk melakukan investigasi menyeluruh, termasuk kemungkinan penggunaan kekuatan berlebihan dalam insiden penembakan WNI ini. Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan keyakinannya bahwa Malaysia akan menangani kasus ini secara transparan. 

Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, telah memerintahkan penyerahan laporan investigasi awal kepada Indonesia melalui kedutaan besar di Malaysia.

Menyusul insiden penembakan WNI tersebut, terjadi aksi protes di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, di mana sekitar 100 orang dari kelompok hak asasi manusia dan serikat buruh melempari gedung kedubes dengan telur sebagai bentuk protes.