DRadioQu.com, PESAWARAN — Duka menyelimuti warga Dusun Seroja 3, Desa Padang Cermin, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran. Sebuah insiden kebakaran yang terjadi pada Minggu (13/07/2025), diduga berasal dari hubungan arus pendek listrik menghanguskan rumah milik Rudiyanto, warga setempat. Kejadian tragis tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian materi yang ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, tetapi juga menyisakan luka batin bagi sang pemilik rumah dan keluarganya.
Kebakaran terjadi secara tiba-tiba, mengejutkan warga sekitar. Api pertama kali terlihat menyembur dari kamar tidur lalu menjalar ke ruang tamu, melalap hampir seluruh bagian rumah dalam waktu singkat. Peristiwa itu disaksikan oleh Suhairi dan Zainal, dua orang pekerja bangunan yang saat itu tengah bekerja di rumah tetangga tidak jauh dari lokasi kejadian. Mereka sempat mencoba memberi pertolongan, namun kobaran api sudah terlalu besar untuk dikendalikan dengan peralatan seadanya.
“Apinya langsung besar dari dalam kamar, cepat sekali menyambar ke bagian lain rumah,” ungkap Suhairi saat diwawancarai.
Korban, Rudiyanto, mengaku pasrah atas musibah yang menimpa keluarganya. Namun di balik kepasrahannya, ia menyimpan harapan besar terhadap kepedulian pemerintah. Terutama karena salah satu kerugian yang paling menyayat adalah hangusnya perlengkapan dan seragam sekolah milik empat orang putranya—yang keesokan harinya dijadwalkan mulai masuk sekolah pada tahun ajaran baru 2025.
“Saya hanya ingin ada perhatian dari pihak desa sampai ke kabupaten. Anak-anak saya kehilangan semua perlengkapan sekolah, sementara besok mereka harus mulai masuk,” ujar Rudiyanto dengan suara terbata.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah desa maupun instansi terkait. Namun, sejumlah tetangga dan warga sekitar telah bahu membahu memberikan bantuan seadanya, menunjukkan nilai solidaritas yang tinggi di tengah duka yang mendalam.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan instalasi listrik di lingkungan perumahan. Pemerintah daerah diharapkan dapat bergerak cepat, tidak hanya dalam bentuk bantuan darurat, tetapi juga melalui upaya jangka panjang seperti program edukasi keselamatan listrik serta rehabilitasi rumah warga kurang mampu.
Musibah memang tidak dapat diprediksi, namun kepedulian dan respons cepat dari berbagai pihak menjadi cahaya di tengah puing-puing yang tersisa. Kini, Rudiyanto dan keluarganya menatap hari esok dengan penuh harap, meski dengan langkah tertatih dari reruntuhan. (Brm)