DRadioQu.com, PESAWARAN – Suasana haru menyelimuti keluarga kecil Sukriyah, warga Desa Bayas Jaya, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran. Putra mereka, Muhammad Aepudin yang baru berusia 2 tahun 6 bulan, kini terbaring lemah di ruang perawatan RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung. Bocah mungil itu harus berjuang melawan sakit akibat kekurangan gizi, Minggu (14/9/2025).
Di tengah rasa cemas dan ketidakberdayaan, keluarga berharap doa serta uluran tangan agar buah hati mereka segera pulih. “Kami hanya ingin anak kami sehat kembali, bisa bermain dan tertawa lagi di rumah,” lirih salah satu anggota keluarga.
Kisah Aepudin sontak membuka mata publik. Program pencegahan stunting yang selama ini digaungkan pemerintah, ternyata belum sepenuhnya mampu menyentuh setiap anak di pelosok desa. Ketua Jajaran Wartawan Indonesia (JWI) Lampung, Rudi Sapari, bahkan menyampaikan kritik tegas.
“Dengan kejadian ini, timbul pertanyaan besar: seberapa efektif program pencegahan stunting yang digembar-gemborkan selama ini? Jangan sampai hanya berhenti di tumpukan laporan dan rapat seremonial, sementara di lapangan masih ada anak-anak yang menderita,” ujarnya.
Rudi menegaskan, pemerintah dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten harus segera turun tangan. Bukan hanya dengan data dan dokumen, tetapi dengan tindakan nyata.
“Ananda Aepudin membutuhkan perawatan serius dan dukungan penuh agar bisa kembali sehat dan pulang ke pelukan keluarga. Saya berharap pemerintah hadir sepenuhnya, tidak membiarkan keluarga berjuang sendiri,” pungkasnya. (Tim)