DRadioQu.com, PESAWARAN — Suasana khidmat dan penuh haru menyelimuti Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhotussa’adah di Desa Bayas Jaya, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran, pada Minggu (19/10/2025). Dalam nuansa sarat spiritual itu, digelar rangkaian acara Haul Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ke-4, Milad Ponpes Raudhotussa’adah, sekaligus Walimatul Tafarruq perdana tahun 1447 Hijriah.
Kegiatan berlangsung penuh kekhidmatan, dihadiri ratusan jamaah, tokoh agama, masyarakat sekitar, serta sejumlah tamu undangan. Momen sakral ini menjadi simbol rasa syukur sekaligus penghormatan kepada waliyullah besar, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani—sosok yang ajarannya tetap menjadi panutan dalam pembentukan akhlak dan keilmuan para santri hingga kini.
Dalam kesempatan tersebut, pihak pesantren juga melepas 11 santri yang telah menyelesaikan masa pendidikannya di Ponpes Raudhotussa’adah. Prosesi pelepasan berlangsung haru, diiringi lantunan doa yang dipimpin oleh KH. Asyik Ghozali, da’i asal Kadu Kaweung, Pandeglang, Banten, sekaligus Pimpinan Ponpes Tahfidzul Qur’an Ar-Rohmah Al-Ghozali.
Sebelum memimpin doa, KH. Asyik Ghozali menyampaikan tausiah tentang pentingnya keikhlasan dalam menuntut ilmu serta tanggung jawab santri dalam meneruskan perjuangan para ulama.
“Santri bukan sekadar pelajar agama. Mereka adalah penerus risalah Rasulullah yang membawa cahaya ilmu dan akhlak mulia ke tengah umat,” ujarnya yang disambut takbir oleh para jamaah.
Suasana semakin haru ketika salah satu santri melantunkan adzan perpisahan dengan suara merdu yang menggema di seluruh area pesantren. Lantunan itu seolah menjadi simbol perpisahan yang indah, membuat banyak jamaah menitikkan air mata—terutama para santri yang akan meninggalkan pondok setelah bertahun-tahun menimba ilmu dan menempa diri di bawah bimbingan para ustaz dan kiai.
Pimpinan Ponpes Raudhotussa’adah, Ustadz Dedi Stafe’i, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan yang dinilai mampu mempererat silaturahmi antarumat Islam serta meneguhkan semangat dakwah dan pendidikan pesantren di Kabupaten Pesawaran.
“Kami tidak melepas, tapi mengutus. Santri-santri ini kami harapkan menjadi duta kebaikan di tempat masing-masing. Di manapun berada, tetaplah membawa nama baik pesantren dan nilai-nilai yang diajarkan di sini,” tutur Ustadz Dedi Stafe’i.
Ia juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan tersebut—baik dari unsur masyarakat, pemerintah desa, maupun para donatur yang turut membantu terselenggaranya acara tahunan ini.
Acara ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan bagi para santri yang dilepas, kelangsungan pesantren, serta keselamatan bangsa dan umat Islam. (Brm)