Duka mendalam menyelimuti keluarga Muhammad Soleh (22), seorang santri asal Belitung menjadi korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Paman korban, Suwardi, mengatakan, Soleh biasanya rutin menghubungi ibunya, Umi Sarkiyah, setiap hari. Namun sejak 10 hari terakhir, komunikasi terputus.
"Ibu korban sempat gelisah karena tidak ada kabar dari Muhammad Soleh 10 hari belakangan," ujar Suwardi kepada wartawan, Selasa (30/9/2025
Keluarga dikejutkan oleh kabar bahwa tempat Soleh menuntut ilmu telah ambruk, dan dirinya termasuk di antara para santri yang terjebak di bawah reruntuhan.
"Mendengar kabar tersebut, ibu dan kakaknya yang juga alumni Ponpes Al-Khoziny langsung bertolak ke Sidoarjo. Namun saat masih dalam perjalanan, mereka mendapat kabar bahwa Soleh telah menghembuskan napas terakhir," ungkapnya sambil menangis.
Saat ini, Umi Sarkiyah dan anak sulungnya Syukron sedang dalam perjalanan pulang ke Tanjung Pandan, Belitung, sembari membawa jenazah Muhammad Soleh.
Sementara itu, keluarga besar di Kelurahan Dalam, Kecamatan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, sedang menunggu dengan harap-harap cemas agar jenazah segera tiba untuk segera dilakukan prosesi pemakaman.