Harga emas dunia diprediksi akan terus melambung seiring meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), akan kembali memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Sebagai aset lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi, emas biasanya menguat ketika suku bunga turun. Bahkan sepanjang tahun 2025, logam mulia tersebut telah mencatat kenaikan lebih dari 47%.
Dalam laporan riset terbarunya, UBS memperkirakan harga emas bisa menembus level US$ 4.200 per troi ons dalam beberapa bulan mendatang.“Pelemahan dolar AS menjadi faktor tambahan yang mendukung kenaikan harga emas,” tulis UBS dalam risetnya, dikutip dari Reuters, Sabtu (4/10/2025).
Pada perdagangan akhir pekan ini atau Jumat (3/10/2025), harga emas global kembali menguat mendekati rekor tertinggi, menandai kenaikan selama tujuh pekan berturut-turut. Sentimen positif ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak ekonomi akibat penutupan pemerintahan AS (shutdown) yang belum menemukan solusi, serta meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga.
Harga emas spot naik 0,7% ke level US$ 3.884,19 per troi ons, sementara secara mingguan menguat lebih dari 3%. Adapun kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember 2025 ditutup naik lebih dari 1% menjadi US$ 3.908,9 per troi ons.
“Semakin lama penutupan pemerintahan AS berlangsung, pasar emas akan terus mendapatkan dukungan. Namun, apabila tercapai kesepakatan untuk membuka kembali pemerintahan, harga emas bisa mengalami tekanan,” ujar Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals.
Terkait pemangkasan suku bunga The Fed, berdasarkan CME Group FedWatch Tool, pelaku pasar menilai terdapat 97% peluang bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober, dan 85% kemungkinan pemangkasan serupa pada Desember 2025.