Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 221,3 triliun hingga 30 September 2025 -->

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 221,3 triliun hingga 30 September 2025

Rabu, 15 Oktober 2025

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 221,3 triliun hingga 30 September 2025. Angka ini setara 73,4% dari target APBN dan tumbuh 7,1^ dibandingkan periode yang sama tahun lalu.



Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, peningkatan penerimaan tersebut terutama ditopang oleh kenaikan bea keluar dan cukai.

“Sampai akhir September 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai kita Rp 221,3 triliun. Ini tumbuh 7,1% dibandingkan tahun lalu,” ujar Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa (14/10/2025).Secara rinci, penerimaan cukai tercatat sebesar Rp 163,3 triliun atau 66,9% dari target APBN 2025. Meskipun produksi Cukai Hasil Tembakau (CHT) turun 2,9%, penerimaan cukai tetap tumbuh 4,6 % secara tahunan.

Sementara itu, penerimaan bea keluar mencapai Rp 21,4 triliun atau 477,8% dari target, melonjak 74,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit (CPO), volume ekspor sawit, serta kebijakan ekspor konsentrat tembaga.

Adapun bea masuk tercatat Rp 36,6 triliun atau 69,2% dari target APBN. Nilai ini mengalami kontraksi 4,6% secara tahunan akibat penurunan tarif bea masuk sejumlah komoditas pangan serta peningkatan pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang menurunkan tarif impor.

“Kontraksi ini disebabkan penurunan tarif bea masuk, termasuk komoditas pangan, serta pemanfaatan free trade agreement dengan tarif lebih rendah,” jelas Suahasil.

Meski terdapat tekanan dari sisi bea masuk, kinerja kepabeanan dan cukai secara keseluruhan tetap positif. Peningkatan aktivitas impor barang modal, investasi, serta optimalisasi pengelolaan penerimaan cukai menjadi faktor utama penguatnya kinerja tersebut.

“Secara umum, penerimaan kepabeanan dan cukai masih tumbuh positif, didorong oleh aktivitas impor barang modal dan investasi, serta pengelolaan penerimaan cukai hasil tembakau yang baik,” tutup Suahasil.