Ketegangan kembali meningkat di Haiti setelah sekelompok orang bersenjata yang diduga anggota geng menembaki tentara penjaga Kedutaan Besar Amerika Serikat. -->

Ketegangan kembali meningkat di Haiti setelah sekelompok orang bersenjata yang diduga anggota geng menembaki tentara penjaga Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Selasa, 18 November 2025

 Ketegangan kembali meningkat di Haiti setelah sekelompok orang bersenjata yang diduga anggota geng menembaki tentara penjaga Kedutaan Besar Amerika Serikat. Penyerangan itu memicu baku tembak dengan Marinir AS, yang tengah bertugas menjaga fasilitas diplomatik di ibu kota, Port-au-Prince.



Juru bicara Korps Marinir AS Kapten Steven Keenan mengatakan pada Minggu (16/11/2025), bahwa insiden tersebut terjadi dua hari sebelumnya. Unit Marinir yang ditugaskan sebagai penjaga keamanan kedutaan diserang oleh kelompok bersenjata yang diyakini bagian dari geng yang kini menguasai sebagian besar wilayah kota.

Dalam respons cepat, Marinir AS membalas tembakan. Tidak ada korban luka dari pihak AS, dan sejauh ini pejabat belum mengungkapkan apakah ada anggota geng yang terluka atau tewas dalam baku tembak itu. “Kami tetap berkomitmen pada keselamatan dan keamanan semua kedutaan AS di seluruh dunia,” ujar Keenan.Menurut Kapten Keenan, insiden tersebut bukan yang pertama menimpa pasukan AS tahun ini, namun kali ini merupakan penyerangan paling serius. Situasi keamanan di Haiti terus memburuk, seiring meningkatnya aktivitas geng yang semakin agresif.

Pentagon telah memperketat pengamanan di Kedutaan AS di Haiti, terutama karena eskalasi kekerasan dan krisis keamanan yang melanda negara tersebut. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, kelompok geng kini menguasai sekitar 85 persen wilayah Port-au-Prince, menjadikan ibu kota Haiti salah satu zona paling berbahaya di kawasan.

Kekacauan yang berlangsung sejak beberapa tahun terakhir mendorong Departemen Luar Negeri AS mengambil langkah-langkah pencegahan. Pada 2023, pemerintah AS memerintahkan seluruh personel non-esensial meninggalkan kedutaan di Port-au-Prince, sekaligus mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya untuk tidak bepergian ke Haiti.

Dalam pernyataan terbaru Departemen Luar Negeri AS pada Juli, tercatat peningkatan signifikan tindak kriminal serius seperti pembajakan mobil, penyerangan seksual, penculikan, dan perampokan bersenjata. Konflik berkepanjangan antar-geng juga memperburuk kondisi keamanan.

Peristiwa penembakan terhadap Marinir AS ini memperlihatkan besarnya risiko yang dihadapi pasukan keamanan dan staf diplomatik asing, sekaligus menegaskan bahwa situasi keamanan Haiti masih jauh dari stabil. Pemerintah AS diperkirakan akan kembali mengkaji langkah-langkah pengamanan tambahan di kawasan tersebut.